Sabtu, 26 Januari 2013

Perbedaan Teknik Inokulasi Gaharu Dan Kecepatan Produksi Gubal Gaharu Lewat Inokulan Dan Inducer



Perbedaan Teknik Inokulasi Gaharu Dan Kecepatan Produksi Gubal Gaharu Lewat Inokulan Dan Inducer - Di beberapa daerah di Indonesia saat ini berlomba-lomba memproduksi Serum (Suntik) gaharu. Ada yang berbasis Inokulan (Mikroorganisme) ada yang berbasis Inducer (Kimir, Organik) dan lain sebagainya. Namun kenyataan dilapangan membuktikan hasil akhir dari kedua serum suntik gaharu itu tetap sama hasilnya, hanya yang membedakan kecepatan produksi gubal gaharunya. Perbedaan inilah yang akan penulis jelaskan buat sahabat-sahabat gaharuku dimana saja berada. 


Teknik Inokulan:
Inokulanyang berbasis Fusarium atau Cendawan telah banyak diproduksi di Beberapa daerah di Indonesia melalui penelitian dan uji coba untuk menghasilkan gubal gaharu. Melalui suntik cair atau serbuk sehingga tanda-tanda keberhasilan akan terlihat pada 15 hari atau 1 bulan pasca Inokulasi dengan mengupas kulit bekas Pengeboran akan terlihat perubahan warna kampium batang yang coklat kehitam-hitaman. Melalui penutupan lubang pengeboran atau tanpa penutup.
Namun hasil akhir dari Inoklasi lewat Inokulan (Fusarium) kurang cepat kenapa demikian? Karena pada dasarnya Inoklan itu meniru alam. Isolat dari pohon yang terinfeksi jamur dikembangkan dan diperbanyak melalui laboratorium, disuntikkan kembali pada pohon gaharu. Bila Fusarium yang disuntikkan terkontaminasi maka kegagalanlah yang akan didapat. Banyak terjadi penutupan kembali (recovery) kaerna si Pohon bisa mengeluarkan antibodi dan si Pohon Sehat kembali. Hal ini biasa terjadi pada pohon gaharu jenis AQUILARIA  MICROCARPA . tapi apabila si Pohon tidak bisa bertahan dari masuknya mikro organisme ke jaringan pohon, berarti Inokulasi kita berhasil. Hal ini bisa dibuktikan dengen mmbuka salah satu cabang pohon yang kita suntikkan sejak 3 bulan pasca inokulasi. Tanda-tanda pembentukan gubal gaharu akan terlihat garis-garis merah kecoklatan pada tiap titik pengeboran. Pengalaman membuktikan Grade AB bisa dihasilkan pada usia mokulasi diatas 2 tahun dan untuk yang berkualitas di atas 2 diatas 3 s.d 4 tahun pasca inokulasi.

Teknik Inducer:
INDUCER yang berbasis kimia atau organik juga telah banyak diproduksi di beberapa daerah di Indonesia. Melalui suktik cair atau pasak yang biasa didatangkan dari negara Thailand dengan lubang pengeboran yang tanpa penutup kiranya memudahkan cendawan masuk. Karena logikanya pada setiap tempat sekeliling kita banyak sumber jamur yang memungkinkan si Cendawan masuk yang biasa terjadi 7 hari pasca inokulasi dari jenis Fusarium Trichoderma dan Acremonium. Hal ini bisa dibuktikan dengan membuka kulit pada titik pengeboran. Akan terlihat dengan jelas tanda-tanda keberhasilan 7 hari pasca mokulasi.
Teknik inducer ini biasanya jarang terjadi (Recovery) pentuupan kembali, karena uji coba dilapangan pada cabang pohon diameter 5 cm yang kita suntikkan dengan membuka cabang pohon akan terlihat pembentukan gubal gaharu dengan bentuk yang terlihat jelas warna kecoklat-coklatan. 1 bulan pasca Inokulasi hasil akhir teknik inducer ini bisa dilihat dengan kualitas AB pada 1 tahun pasca inokulasi dan untuk kualitas terbaik diatas 18 bulan pasca inokulasi.
Penasaran? Tunggu tulisan saya berikutnya.
“LANDUCER” PERPADUAN Inoklan dan Inducer. Penemuan pertama dan satu-satunya di dunia Gaharu. Dua kali lipat kecepatan produksi   Gubal Gaharu lewan Inokulan dan 2 kal lipat kecepatan Produksi Gubal Gaharu Lewat Inducer. 


Bersama Bupati Bangka Tengah dan Sekretaris Cites (Convention On International In Trade Endangered Of Wild Fauna And Flora Species) ASEAN
Di
 ASEAN REGIONAL WORKSHOP ON AGARWOOD INDONESIA 21-24 NOPEMBER 2011 BANGKA TENGAH INDONESIA.



2 komentar: