Perbedaan Teknik Inokulasi Gaharu
Dan Kecepatan Produksi Gubal Gaharu Lewat Inokulan Dan Inducer - Di beberapa
daerah di Indonesia
saat ini berlomba-lomba memproduksi Serum (Suntik) gaharu. Ada yang berbasis Inokulan (Mikroorganisme)
ada yang berbasis Inducer (Kimir, Organik) dan lain sebagainya. Namun kenyataan
dilapangan membuktikan hasil akhir dari kedua serum suntik gaharu itu tetap
sama hasilnya, hanya yang membedakan kecepatan produksi gubal gaharunya.
Perbedaan inilah yang akan penulis jelaskan buat sahabat-sahabat gaharuku
dimana saja berada.
Teknik
Inokulan:
Inokulanyang
berbasis Fusarium atau Cendawan telah banyak diproduksi di Beberapa daerah di Indonesia
melalui penelitian dan uji coba untuk menghasilkan gubal gaharu. Melalui suntik
cair atau serbuk sehingga tanda-tanda keberhasilan akan terlihat pada 15 hari
atau 1 bulan pasca Inokulasi dengan mengupas kulit bekas Pengeboran akan
terlihat perubahan warna kampium batang yang coklat kehitam-hitaman. Melalui
penutupan lubang pengeboran atau tanpa penutup.
Namun hasil
akhir dari Inoklasi lewat Inokulan (Fusarium) kurang cepat kenapa demikian?
Karena pada dasarnya Inoklan itu meniru alam. Isolat dari pohon yang terinfeksi
jamur dikembangkan dan diperbanyak melalui laboratorium, disuntikkan kembali
pada pohon gaharu. Bila Fusarium yang disuntikkan terkontaminasi maka
kegagalanlah yang akan didapat. Banyak terjadi penutupan kembali (recovery)
kaerna si Pohon bisa mengeluarkan antibodi dan si Pohon Sehat kembali. Hal ini
biasa terjadi pada pohon gaharu jenis AQUILARIA
MICROCARPA . tapi apabila si Pohon tidak bisa bertahan dari masuknya
mikro organisme ke jaringan pohon, berarti Inokulasi kita berhasil. Hal ini
bisa dibuktikan dengen mmbuka salah satu cabang pohon yang kita suntikkan sejak
3 bulan pasca inokulasi. Tanda-tanda pembentukan gubal gaharu akan terlihat
garis-garis merah kecoklatan pada tiap titik pengeboran. Pengalaman membuktikan
Grade AB bisa dihasilkan pada usia mokulasi diatas 2 tahun dan untuk yang
berkualitas di atas 2 diatas 3 s.d 4 tahun pasca inokulasi.
Teknik Inducer:
INDUCER yang
berbasis kimia atau organik juga telah banyak diproduksi di beberapa daerah di Indonesia.
Melalui suktik cair atau pasak yang biasa didatangkan dari negara Thailand dengan
lubang pengeboran yang tanpa penutup kiranya memudahkan cendawan masuk. Karena
logikanya pada setiap tempat sekeliling kita banyak sumber jamur yang
memungkinkan si Cendawan masuk yang biasa terjadi 7 hari pasca inokulasi dari
jenis Fusarium Trichoderma dan Acremonium. Hal ini bisa dibuktikan dengan
membuka kulit pada titik pengeboran. Akan terlihat dengan jelas tanda-tanda
keberhasilan 7 hari pasca mokulasi.
Teknik inducer
ini biasanya jarang terjadi (Recovery) pentuupan kembali, karena uji coba
dilapangan pada cabang pohon diameter 5 cm yang kita suntikkan dengan membuka
cabang pohon akan terlihat pembentukan gubal gaharu dengan bentuk yang terlihat
jelas warna kecoklat-coklatan. 1 bulan pasca Inokulasi hasil akhir teknik
inducer ini bisa dilihat dengan kualitas AB pada 1 tahun pasca inokulasi dan
untuk kualitas terbaik diatas 18 bulan pasca inokulasi.
Penasaran?
Tunggu tulisan saya berikutnya.
“LANDUCER”
PERPADUAN Inoklan dan Inducer. Penemuan pertama dan satu-satunya di dunia
Gaharu. Dua kali lipat kecepatan produksi
Gubal Gaharu lewan Inokulan dan 2 kal lipat kecepatan Produksi Gubal
Gaharu Lewat Inducer.
Bersama Bupati Bangka Tengah dan Sekretaris Cites (Convention On International In Trade Endangered Of Wild Fauna And Flora Species) ASEAN
Di
ASEAN REGIONAL WORKSHOP ON AGARWOOD INDONESIA 21-24 NOPEMBER 2011 BANGKA TENGAH INDONESIA.
www.agrotekno.net
BalasHapusTulosan berikutnya dah ada belom ?
BalasHapus